Begini Cara Pengelolaan Sampah Medis agar tak Mencemari Lingkungan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), menjadi salah satu perguruan tinggi di Kota Semarang, yang sudah menerapkan perkuliahan tatap muka (PTM) terbatas. Tidak hanya menerapkan protokol kesehatan, para mahasiswa peserta PTM pun diwajibkan untuk mengikuti tes GeNose, untuk mendeteksi atau screening covid-19, yang dilakukan pengelola perguruan tinggi tersebut.
Di satu sisi, seiring dengan adanya screening tersebut, muncul sampah atau limbah medis yang dihasilkan, berupa plastik kantong udara yang digunakan saat tes.
“Plastik kantong udara, hasil dari screening menggunakan GeNose ini, kita kategorikan sebagai limbah medis, yang penanganannya berbeda dengan limbah umum. Konsekuensinya, limbah ini tidak bisa dibuang begitu saja ke tempat sampah, namun harus dikelola,” papar petugas medis dari Klinik UPGRIS, Ns Erlinda Nilasari, SKep, di sela kegiatan screening di kampus tersebut, Semarang, Rabu (14/4/2021).

Dipaparkan, plastik kantong udara yang sudah digunakan, akan dikumpulkan menjadi satu dalam wadah, kemudian disimpan dalam gudang yang memiliki wadah khusus untuk sampah medis.
“Sampah-sampah medis ini kemudian kita serahkan ke pihak ketiga, untuk dihancurkan. Tidak hanya kantong plastik udara dari GeNose, namun juga sampah medis lain, seperti masker, jarum suntik, sisa infus dan lainnya,” tambahnya.