Peluang Menjanjikan Kerajinan Electroforming
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Disampaikan Ratna, orang luar negeri sebenarnya sangat menyukai produk-produk Indonesia yang terlihat artistik dan vintage. Karenanya, perempuan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ini mengaku sudah beberapa kali pernah menerima pesanan dari Jepang dan Australia.
“Sebelum pandemi, saya juga pernah membuat dalam bentuk wayang untuk di kirimkan ke Osaka, Jepang. Jadi daun berukuran besar kita elektroforming dalam bentuk wayang,” sebutnya.
Sedangkan untuk di Indonesia sendiri kebanyakan peminatnya berasal dari Jakarta, Surabaya dan Malang, tandasnya.
Harga tergantung pada ukuran dan bentuk, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 300 ribu. Tapi kalau sudah jadi bentuk seperti cup lampu atau yang lain bisa dijual Rp350 hingga Rp500 ribu, tergantung designnya.
“Potensi kerajinan electroforming sebetulnya cukup besar. Apalagi bisa untuk aksesoris perhiasan dan home dekor. Tapi karena memang masih merupakan produk baru, jadi harus punya banyak link untuk menawarkan produk electroforming,” ucapnya.
Lebih lanjut disampaikan Ratna, untuk dalam proses pembuatan kerajinan electroforming sendiri sebenarnya cukup mudah. Bahkan menurutnya semua orang bisa melakukannya.
Jika bahan yang akan dilogamkan memakai daun, maka lebih dulu harus dihilangkan klorofilnya dengan menggunakan soda api atau direndam selama seminggu. Selanjutnya oleskan lem menggunakan kuas ke seluruh bagian daun, untuk kemudian dikeringkan menggunakan hairdryer.
Setelah itu daun diberi karbon dan ujungnya-ujungnya diberikan tembaga untuk mengalirkan arus listrik. Kemudian tinggal dicelupkan ke dalam cairan elektrolit hasil elektrolisasi tembaga selama beberapa jam, tergantung ukurannya.