Konsep Pertanian Presisi Diyakini Mampu Optimalkan Pertanian di Indonesia

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JAKARTA — Dengan luasan lahan sekitar 200 juta meter persegi dan 25 persennya adalah untuk kegiatan agrikultur, Indonesia hanya mendapatkan 15,4 persen gross domestic product (GDP) berasal dari pertanian. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya pengelolaan lahan pertanian dalam memberikan hasil. 

Peneliti Pertanian Presisi yang mendapatkan gelar PhD-nya di Agricultural Informatics, Kyushu University Jepang, Dr. Andri Prima Nugroho, PhD, menyatakan ada beberapa masalah dalam bidang pertanian. Yaitu kepemilikan lahan, aspek permodalan, manajemen pertanian, penguasaan teknologi dan inovasi serta penanganan paska panen.

“Konsep pertanian 4.0, yaitu dengan pertanian presisi, dimana tanaman dan lahan akan diberlakukan sesuai kebutuhan yang akan memberikan hasil maksimal bagi para petani,” kata Andri dalam acara Bincang Desa di Google Meet, Senin (29/3/2021).

Ia menyatakan berbagai teknologi dan metodologi yang disampaikan, diteliti dan mulai diterapkan adalah untuk mengoptimalkan hasil terbaik pertanian tanpa harus mengubah ekosistem.

Andri menjelaskan, Konsep Pertanian Presisi adalah suatu sistem manajemen berbasis pengamatan, pengukuran dan respons terhadap variabilitas antar bidang dan antar bidang pada tanaman.

“Keputusan tetap pada petaninya. Sistem ini mendukung apa yang diinginkan oleh para petani. Sistem ini memungkinkan intuisi dan pengetahuan yang didapatkan secara turun menurun berkombinasi dengan teknologi saat ini,” urainya.

Peneliti Smart Agriculture dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Lilik Soetiarso saat menjelaskan tentang pertanian presisi, dalam acara Bincang Desa di Google Meet, Senin (29/3/2021) – Foto Ranny Supusepa
Lihat juga...