Gurih Pedas Sego Megono Khas Pekalongan
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Sego megono atau nasi megono adalah kuliner khas Pekalongan, Jawa Tengah, yang legendaris. Bercita rasa gurih, nasi megono ini sebagai kuliner Nusantara merupakan bagian dari budaya keraton Yogyakarta, yang sebelumnya bernama Mataram Kuno.
Nasi atau sego bagi keluarga raja merupakan sesaji dalam upacara bekakak di wilayah Mataram Kuno, termasuk Pekalongan sebagai sesaji untuk Dewi Sri atau Dewi Kemakmuran. Dengan harapan, agar hasil panen melimpah dan rakyat hidup makmur. Namun, ketika ajaran Islam masuk ke Pekalongan, nasi megono ini menjadi sajian untuk makan bersama di masjid-masjid.
“Nasi megono kuliner khas Pekalongan ini warisan nenek moyang yang harus dilestarikan. Rasanya sangat gurih, berbumbu rempah,” ujar Dwi Nawang Sari, pedagang nasi megono di di jalan H. Hasan, Kampung Baru, Jakarta, Sabtu (6/3/2021).

Di Pekalongan, kata dia, kuliner ini sangat melegenda dan menjadi santapan untuk sarapan pagi masyarakat di sana. Bahkan, tidak hanya di Pekalongan, di daerah Purworejo dan Pemalang pun nasi megono ini menjadi kuliner khas untuk sarapan masyarakatnya.
“Pokoknya masuk Tegal ke sana seperti Pemalang, Purworejo, Pekalongan, itu sarapan paginya pasti nasi megono ini. Bahkan, saat di restoran-restoran tersaji menu tradisional ini, di rest area jalan tol juga ada yang jual, kok,” ungkap Sari, demikian panggilannya.
Dia menyebut, ayahnya yang merupakan warga Pekalongan sangat mahir memasak megono yang terbuat dari buah nangka muda yang dicacah, dimasak dan dipadukan dengan parutan kelapa muda.