Sekolah di Tepi Barat Akan Ditutup Cegah Covid-19
RAMALLAH – Sekolah-sekolah di Tepi Barat, yang diduduki Israel, akan ditutup selama 12 hari dalam upaya menghentikan peningkatan tajam infeksi varian-varian virus corona, ujar Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh.
Namun, kata Shtayyeh dalam pidato yang disiarkan televisi, sekolah menengah akan dibebaskan dari penutupan, yang akan dimulai pada Minggu.
Ia menambahkan, bahwa pembatasan baru diterapkan karena dipicu oleh sejumlah besar kasus varian Inggris dan Afrika Selatan di wilayah tersebut.
Unit perawatan intensif untuk pasien Covid-19 telah mencapai 95 persen hunian di Tepi Barat. Sekolah telah diidentifikasi sebagai penyebab utama penyebaran infeksi yang cepat, kata Kementerian Kesehatan.
Pada Kamis (24/2), sampel acak para pasien virus corona dilaporkan menunjukkan, sedikitnya tiga perempat dari mereka terinfeksi varian Inggris.
Bank Dunia mengatakan, dalam sebuah laporan minggu ini, bahwa tingkat pengujian Covid-19 wilayah Palestina merupakan salah satu tingkat yang terendah di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Laporan tersebut juga mencatat tingkat kasus positif di Tepi Barat lebih dari 21 persen, dan di Gaza 29 persen. Angka-angka itu menunjukkan tingkat penyebaran pandemi yang tidak terkendali.
Tepi Barat, tempat tinggal bagi 3,1 juta warga Palestina, melaporkan total 118.519 kasus virus corona dan 1.406 kematian.
Gaza, tempat pembatasan virus corona secara bertahap dicabut sejak Januari, telah melaporkan 55.091 kasus dan 549 kematian di antara populasinya yang berjumlah dua juta jiwa.
Dengan sekitar 32.000 dosis vaksin hingga saat ini, Palestina meluncurkan program vaksinasi terbatas di Tepi Barat dan Gaza pada Februari, dimulai dengan petugas kesehatan.