Olahraga Sepeda Diminati Warga Kota Semarang di Tengah Pandemi
Editor: Makmun Hidayat
Untuk tetap menjaga kebugaran, dirinya pun memastikan sudah melakukan pemanasan terlebih dulu, sebelum bersepeda. “Seperti halnya olahraga lainnya, pemanasan diperlukan, sebelum memulai aktivitas. Tujuannya agar suhu badan tidak naik secara tiba-tiba, yang justru bisa berakibat negatif dari segi kesehatan. Misalnya kram kaki, pusing dan lainnya,” tandas pria, yang berprofesi sebagai fotografer profesional tersebut.
Di lain sisi, untuk menghindari kebosanan dengan rute yang itu-itu saja, dirinya selalu mencoba rute baru setiap hari. Tidak hanya jalanan aspal di perkotaan, namun juga di lingkungan perkampungan yang jauh dari hiruk pikuk kendaraan bermotor.
“Ada banyak rute yang bisa dipilih, misalnya saya mau ke titik A, itu ada puluhan rute yang bisa menjadi alternatif pilihan. Jika mau berbeda lagi, bisa pergi ke titik lainnya,” terangnya.
Bambang juga menerangkan untuk memulai olahraga sepeda, tidak harus dengan dengan sepeda mahal yang harganya mencapai jutaan rupiah.
“Sepeda apa saja bisa, karena memang tujuan untuk berolahraga, namun jika memang ada dana, pilih sepeda yang ringan dari segi bobot namun kuat,” tandas pria yang juga ketua komunitas sepeda Photocycle Semarang tersebut.
Olahraga sepeda juga menjadi pilihan, Anggri Windasari. Dengan bersepeda, dirinya tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, namun juga bisa berkeliling ke berbagai sudut Kota Semarang. Terlebih jenis sepeda yang dipilihnya berupa road bike, yang lebih pro untuk olahraga sepeda.
“Kalau saya lebih memilih trek yang bervariatif, ada turunan dan tanjakan, seperti rute di Jembatan Sikatak Undip Tembalang, menuju arah Ungaran melewati Vihara Buddhagaya Watugong. Jalurnya cukup menantang, karena variatif tanjakan,” paparnya.