Warga Lamsel Keluhkan Kelangkaan Gas Bersubsidi

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sejak sepekan terakhir, pasokan gas elpiji ukuran 3 kilogram atau gas melon sulit diperoleh di warung pengecer, sehingga menyulitkan bagi sejumlah pelaku usaha kuliner dan ibu rumah tangga di Lampung Selatan.

Sumiati, warga Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, menyebut pengiriman dari distributor menjadi alasan pengecer tidak melayani penjualan. Imbasnya, sejumlah warga memilih membeli gas elpiji ukuran 3 kilogram di SPBU 21.101.02 Desa Kekiling.

Antrean sejumlah ibu rumah tangga yang akan membeli gas elpiji sebagian diikuti oleh anak-anak. Pembelian gas elpiji di SPBU dilakukan untuk kebutuhan memasak.

Sumiati (kanan) menunggu giliran untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram di SPBU 21.101.02 Penengahan, Lampung Selatan, Minggu (3/1/2021). -Foto: Henk Widi

Di level pengecer, Sumiati menyebut harga gas isi 3 kilogram dijual mulai Rp25.000 hingga Rp27.000. Sebelumnya, harga gas elpiji tabung melon hanya Rp24.000. Namun imbas keterlambatan pasokan, mengakibatkan kenaikan harga. Pembelian di SPBU milik Pertamina mencapai Rp24.000 per tabung, dengan syarat pembelian dibatasi.

“Sejumlah warga yang akan membeli tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram hanya diperbolehkan satu tabung, karena menghindari penyalahgunaan untuk dijual kembali, kami juga berharap sepekan lagi pasokan gas kembali normal, sehingga kami tidak perlu mengantre,” terang Sumiati, saat ditemui Cendana News menunggu antrean, Minggu (3/1/2021).

Sumiati mengaku hanya memiliki dua tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram. Menghemat penggunaan gas elpiji tabung melon, ia hanya memakainya untuk memasak sayur. Penggunaan tungku tanah liat berbahan bakar kayu digunakan olehnya untuk memasak air. Memasak nasi dilakukan menggunakan listrik memakai penanak nasi elektrik.

Lihat juga...