Pengungsi Banti Mulai Dipulangkan ke Tembagapura

Konvoi bus yang mengangkut warga Banti dan Opitawak pulang ke Tembagapura itu dikawal ketat oleh aparat keamanan bersenjata lengkap, mengingat di sepanjang rute Timika-Tembagapura selama ini rawan terjadi insiden penembakan oleh orang tak dikenal.

“Tim kami dari Pemda Mimika juga ikut mendampingi masyarakat yang kembali ke kampung mereka. Juga ada Kapolsek Tembagapura, Danramil Tembagapura serta Kepala Distrik Tembagapura,” kata Wabup Mimika.

Tidak seperti pemberitahuan sebelumnya yang mewajibkan warga tiga kampung yang ingin kembali ke Tembagapura itu wajib melakukan pemeriksaan kesehatan cepat antigen, namun dalam praktiknya mereka hanya menjalani pemeriksaan atau skrining kesehatan biasa tanpa prosedur pemeriksaan Covid-19.

Warga Kampung Banti 1, Banti 2 dan Opitawak mengungsi ke Timika sejak awal Maret 2020 saat terjadi kontak tembak antara aparat TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang memasuki perkampungan Banti dan sekitarnya.

Jumlah warga yang mengungsi ke Timika dari tiga kampung itu sesuai hasil pendataan Pemerintah Distrik Tembagapura sebanyak 2.075 jiwa.

Selama berada di Timika, mereka tinggal di rumah-rumah kerabatnya. Sebagian lagi harus menyewa rumah kontrakan.

Sejak awal Desember 2020, warga tiga kampung itu mendesak Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia untuk memulangkan mereka kembali ke Tembagapura, lantaran sudah tidak betah lagi tinggal di Timika dan juga karena situasi keamanan di kampung mereka sudah kondusif.

Tokoh Perempuan Kampung Banti, Marthina Natkime, mengatakan selama 10 bulan bermukim di Timika, sudah 25 warga Banti dan Opitawak yang meninggal dunia akibat terserang berbagai penyakit, terutama malaria. (Ant)

Lihat juga...