Mendung Menggantung di Langit Pendidikan Indonesia 2021
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Sosialisasi AN ini masih belum dilakukan secara merata. Sehingga masih banyak masyarakat yang menganggap AN ini layaknya UN. Bahkan ada yang sampai mengadakan bimbel untuk lulus AN. Ini artinya, sosialisasi yang dilakukan belum membuat masyarakat paham, apa itu AN,” ungkapnya.
Yang terakhir, menurut Agus, adalah keterkaitan jumlah peserta didik yang lulus dan membutuhkan pekerjaan dengan kondisi industri saat ini.
“Pendidikan ini bukan hanya urusan Kemendikbud dan Kemenag saja. Tapi seluruh 17 kementerian lainnya. Karena berkaitan dengan tingkat pengangguran terbuka, sebesar 6,88 juta, tingkat partisipasi angkatan kerja 137,91 juta dan penduduk bekerja 131,03 juta,” ujarnya.

Saat pandemi, jumlah pengangguran terbuka mengalami penambahan kurang lebih 5,23 juta, dengan output tahunan 2,55 juta angkatan kerja baru.
“Di sisi lain, industri mengalami kontraksi selama COVID-19 dan industri juga mulai mengarah ke otomatisasi. Yang semula, dengan pertumbuhan industri 1 persen mampu menyerap 200 ribu pekerja, sekarang hanya 75 ribu,” urai Agus.
Dengan belum teratasinya COVID-19, ia menyatakan masalah masih akan terus ada jika semua pihak tidak bersinergi dan mencari jalan yang tepat.
“Bagaimana pendidikan kita bisa membentuk tenaga kerja yang mampu berkompetisi di era industri seperti saat ini? Itulah yang harus dipikirkan, bersamaan dengan kita menyelesaikan semua isu yang ada dalam pendidikan. Sepertinya, Indonesia masih akan mengalami kendala selama 2021 ini,” pungkasnya.