Masyarakat Papua Diminta Mewaspadai Sembilan Sesar Pemicu Gempa
JAYAPURA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta, masyarakat mewaspadai pergerakan sembilan sesar atau patahan yang ada di wilayah Papua dan Papua Barat. Patahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Kepala Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Dedy Irjayanto mengatakan, di sepanjang 2020, telah terjadi 1.597 kali gempa di kedua provinsi tersebut.
Gempa itu diakibat pergerakan sembilan sesar tersebut. “Sembilan sesar atau patahan yang wajib diwaspadai masyarakat di Papua dan Papua Barat karena pergerakannya yang sangat aktif, hal inilah yang memicu rawan terjadi gempa bumi tektonik,” katanya, Jumat (15/1/2021).
Menurut Dedy, adapun sembilan sesar ini meliputi Sesar Sorong di Sorong dan Sesar Ransiki di Ransiki pada wilayah Papua Barat. Sementara di wilayah Papua, ada Sesar Yapen di wilayah Serui dan Biak, Zona Patahan Waipoga, Wandamen, Sesar Sungkup Weyland di Nabire dan sekitarnya, Zona Lajur Anjak Mamberamo di wilayah Sarmi dan sekitarnya.
Kemudian, Zona pengangkatan Cycloop di Jayapura dan sekitarnya, serta Lajur Anjak Pegunungan Tengah di wilayah Wamena dan sekitarnya. “Warga yang bermukim di sembilan jalur sesar ini harus meningkatkan mitigasi, karena wilayah Papua dan Papua Barat merupakan kawasan rawan terjadi gempa,” ujarnya.
Tercatat, disepanjang 2020 telah terjadi 1.597 kali gempa bumi tektonik, dengan klasifikasi gempa bumi signifikan atau dirasakan, mencapai 58 kali. “Adapun ditinjau dari sisi kekuatan magnitudo, 1.597 gempa ini meliputi 1.420 kali gempa dengan kekuatan di bawah magnitudo empat, 165 kali gempa dengan magnitudo empat hingga lima, dan 12 kali gempa dengan magnitudo di atas lima,” tambahnya.