Objek Wisata Indonesia Belum Didukung oleh Promosi Optimal

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

“Contohnya, shooting Kijang Inova di Sampa Vietnam. Mereka memilih spot tersebut karena keindahan air terjunnya. Padahal air terjun itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan air terjun Tumpak Sewu di Lumajang,” ucapnya.

Promosi tak henti, menurutnya, diperlukan dalam mempromosikan satu wilayah. Walaupun memang biaya yang dibutuhkan memang tidak sedikit. Tapi yang harus dipertimbangkan adalah efek domino dari promosi tersebut.

“Biaya mahal tidak menjadi alasan relevan di era saat ini. Karena promosi bisa dilakukan di sosial media yang cenderung murah. Tinggal kreatifitas dan keinginan dari pemerintah pusat dan daerah untuk mempromosikan daerah yang indah tersebut. Terutama saat pandemi ini, bisa dimanfaatkan untuk berpromosi hingga paska pandemi nanti akan bisa memanen minat yang sudah timbul saat melihat promosi,” tandasnya.

Salah satu promosi yang bisa digunakan untuk menarik minat para wisatawan, menurut Pakar Digital Ekonomi Prof Myra Gunawan adalah dengan membuat virtual tour dari objek wisata.

“Virtual tour yang merupakan perwujudan dari teknologi di bidang pariwisata. Tapi virtual tour ini bukanlah tujuannya tapi hanya merupakan alat dari objek wisata terkait. Karena Virtual tour memang memberikan pengalaman dan juga memberikan edukasi bagi para pengunjung wisata virtual tapi ini belum memberikan makna wisata secara utuh,” kata Myra dalam kesempatan yang sama.

Memang, lanjutnya, virtual tour bisa memenuhi kegiatan wisata bagi segmen tertentu.

“Tapi tidak menjawab keseluruhan aspek dari kepariwisataan itu. Baik bagi wisatawan maupun bagi pemerintah dan masyarakat serta para pemangku kepentingan lainnya,”

Lihat juga...