Budi Daya Lele tak Semudah Dibayangkan

Editor: Koko Triarko

Dirinya mengatakan, kegagalan awal itu karena banjir. Dirinya melepaskan 75 ekor ke empang dan tersisa 25 ekor, sisanya itu yang akhirnya dia besarkan, dan menghasilkan 1 kuintal 20 kilogram lele. Kalau tidak terkena banjir, ia yakin bisa mendapatkan hasil panen lele sebanyak 3 kuintal. Dengan yang tersisa itulah dirinya menganggap sudah berhasil.

Terkait asupan pakan, ia menjelaskan makanan lele yang masih kecil ukuran 67 hingga ukuran jempol kaki, diberi makan pelet. Untuk 5000 ekor menghabiskan 2 karung ukuran 20 kilogram untuk 15 hari, sedangkan yang ukuran 30 kilogram untuk 1 bulan.

Untuk membesarkan lele agar sama rata, Dedi menempatkan di kolam yang sudah dibuat selama 1 bulan setengah, dan selanjutnya setelah sama rata, baru dipindahkan ke empang. Kalau sudah di empang, otomatis sudah sama besarnya dan tidak perlu disortir lagi.

“Kalau di empang pakannya sudah tidak menggunakan pelet lagi, tetapi cari pakan di pasar seperti usus ayam dan bulu ayam, itu lebih cepat besar,”ucapnya.

Menurut Dedi, biasanya pada saat umur 2,5 bulan, banyak pedagang pecel lele yang mulai membeli. Untuk ukuran standar di usia 3 bulan itu lele sudah lebih dari cukup untuk dijual.

Dedi mengatakan, kendala yang dihadapi dalam proses ternak lele ini lumayan banyak.  Ketika masih bibit, diusahakan mendapatkan atau terkena sinar matahari yang cukup, tempat tidak terlalu lembab, untuk di kolam tingkat kejernihan airnya juga harus diperhatikan dengan rutin 3 hari sekali mengganti air tersebut, agar lele tidak cepat sakit dan mati. Dan, lele salah satunya juga jenis kanibal. Untuk menguranginya, bisa diberi daun pepaya.

Lihat juga...