Model Kerja ‘Hybrid’ Diprediksi Masih Diterapkan pada 2021
“Saat kemampuan dasar untuk bekerja dari rumah sudah mantap, alur kerja dan komunikasi juga harus diperhatikan, dan manajemen perusahaan juga harus lebih proaktif dalam mengoptimalkan aspek tersebut,” ujarnya.
Dengan menerapkan model kerja hybrid, perusahaan bisa meningkatkan keterikatan dan kepuasan karyawan, dan sangat bisa dijadikan bentuk investasi perusahaan yang cukup optimal.
Sementara itu, Ketua Komunitas Praktisi HR Indonesia, Isnantyo Widodo, menyebutkan seorang HR harus memahami strategi bisnis ke strategi SDM-nya, dan harus menjadi reactor (enabler), menjadi partner (connector), dan anticipator (designer) untuk memfasilitasi semua tantangan bisnis.
Widodo juga menegaskan, bahwa semua pelaku usaha dan karyawan harus siap untuk menggabungkan teknologi dan kompetensi yang dikuasai. Sehingga, bekerja bisa kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja.
Poin paling besar dalam penerapan model kerja hybrid adalah adanya keseimbangan antara bekerja dari rumah, dan bekerja dari kantor dengan bantuan teknologi.
Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan pihak SDM atau human resource department (HRD) yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok untuk bisnis perusahaan.
CEO GreatDay HR, Gordon Enns, mengatakan model kerja hybrid sangat memungkinkan untuk terus digunakan, bahkan setelah pandemi berakhir, karena sangat fleksibel dan mendorong produktivitas tinggi.
Aset terpenting perusahaan tetaplah karyawan, dan berdasarkan itu GreatDay HR memiliki sejumlah fitur HR yang bisa membantu perusahaan meningkatkan taraf kerja dan hidup karyawan.