Kolaborasi Kunci Keberhasilan Perikanan Berkelanjutan

Editor: Koko Triarko

Kolaborasi lainnya yang juga disampaikan Fayakun, adalah sinergi industri dan peneliti atau akademisi dalam penggunaan hasil riset.

“Misalnya, industri menggunakan kapal yang merupakan hasil riset para peneliti. Atau dari sisi para peneliti, lebih meningkatkan publikasi riset, sehingga pihak pelaku usaha dapat meninjau riset yang cocok bagi pengembangan usahanya,” ucapnya.

Atau dalam hal pendanaan, ia menyatakan pihak industri harusnya mau lebih berperan dalam pembiayaan riset.

“Diharapkan adanya perubahan dari peran pemerintah, baik pusat atau daerah, maupun dari grant atau loan luar negeri dan NGO ke industri atau pelaku usaha. Misalnya, dengan program pembiayaan nonpajak,” tuturnya.

Terkait Sumber Daya Manusia yang menyokong perikanan berkelanjutan, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), DR. Luki Adrianto, menyatakan perikanan merupakan hal yang kompleks.

“Bisa dikatakan, perikanan merupakan suatu sistem pengetahuan yang memiliki banyak aspek, di antaranya adalah local wisdom, selain multi disiplin dan interdisiplin pengetahuan,” kata Luki dalam kesempatan yang sama.

Sehingga untuk menciptakan suatu sistem yang berkelanjutan, dibutuhkan SDM berkualitas dan berkuantitas, melalui transformasi pengetahuan.

“Dalam dunia perikanan, baik pada aspek sumber daya maupun pengguna atau pelaku atau pemerintah, semuanya harus memiliki pengetahuan. Pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu,” ucapnya.

Luki menegaskan, bahwa dibutuhkan sains yang berbeda dari sebelumnya. Suatu perubahan dari normal sains ke post normal sains.

“Dari akademik saja menjadi akademik dan komunitas, dari mono disciplinary menjadi trans disciplinary, dari technocratic menjadi participative dan dari predictive menjadi exploratory,” pungkasnya.

Lihat juga...