Kelezatan Mie Kopyok, Tidak Berubah Meski Generasi Berganti
Editor: Makmun Hidayat
SEMARANG — Ada banyak varian makanan dengan bahan baku mie basah. Termasuk di Kota Semarang, salah satunya mie kopyok atau sering disebut, mie tek-tek.
Meski penamaan berbeda, namun wujudnya tetap mengarah ke satu jenis kuliner yang sama, mie basah bumbu bawang putih nan lezat dan segar.
Mie kopyok ini merupakan menu khas Kota Semarang, yang sulit ditemukan di tempat lain. Di Semarang pun, tidak semua penjual mie, menyajikan menu tersebut.
Salah satunya, Paidi atau akrab dipanggil Lek Di. Menggunakan gerobak dorong, pedagang mie kopyok ini bisa ditemui di sekitar wilayah Bukit Sari Semarang, atau di dekat SMPN 27 Semarang.
“Karena jualan pakai gerobak, jadi tidak punya tempat jualan permanen. Namun biasanya saya jualan di Bukit Sari, sampai jam 12-an, setelah itu pindah di dekat SMPN 27,” paparnya, saat ditemui di sela berjualan, Sabtu. (21/11/2020).

Dipaparkan, untuk membuat mie kopyok, mie basah dan kecambah dicelupkan pada air panas mendidih. Kemudian, tahu pong dan lontong, diiris dan diletakkan di atas piring.
Selanjutnya, mie dan kecambah yang sudah ditiriskan, dituang di atas irisan tahu pong dan lontong. Lalu diberi kuah, dan ditambah bumbu, berupa bawang putih uleg yang sudah dilarutkan dalam air.
Terakhir diberi remasan kerupuk gendar, daun seledri, bawang goreng, dan kecap manis.
“Kalau mau pedas, bisa ditambahkan potongan cabai setan. Rasanya enak dan segar. Cara makannya , semua bahan diaduk agar tercampur rata, kalau orang Semarang menyebutnya dikopyok. Makanya disebut mie kopyok,”paparnya.