Terus Berinovasi, Bertahan dan Meraup Rezeki di Tengah Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Akar kayu ini tidak mudah mencarinya, kalau kayu jati bisa tinggal potong, kalau akarnya harus dicari sampai ke pelosok daerah. Bongkar tanah, batu, buat mencarinya,” jelasnya.
Para karyawan bengkel produksi dan para pencari akar kayu jati ini, sangat bergantung pada usaha tersebut. “Padahal situasi pasar sepi, permintaan turun, namun mereka tetap harus makan dan menghidupi keluarganya,” lanjut Abdul Ghofur.
Tidak ingin ada pemutusan hubungan kerja (PHK), dirinya pun merelakan tabungan yang dimiliki untuk tetap melakukan produksi, yang berarti tetap mempekerjakan para pekerja dan pencari akar, untuk suplai kebutuhan.
“Prinsip saya, rezeki sudah ada yang mengatur, biar saya yang mengalah, dengan harapan nantinya pasar kembali bangkit, dan hasil produksi ini bisa bisa dijual,” terangnya.
Di tengah pandemi, dirinya pun terus berinovasi, dengan menciptakan produk baru atau desain baru, sehingga pasar tidak jemu dan tetap berkembang.
Jika sebelumnya hanya patung kayu berbentuk hewan, kini kreasinya terus berkembang dengan aneka bentuk hewan lain, seperti kodok, kelinci, ayam jago, hingga rusa.
“Produk yang paling banyak diminati customer baik di dalam negeri maupun luar negeri itu patung berbentuk kuda. Untuk harganya sendiri, kami menjual mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 15 juta, tergantung dari bentuk dan jenis yang diminati customer,” jelasnya.
Untuk pembuatannya, pihaknya membutuhkan waktu sekitar delapan minggu untuk membuat produk dalam satu kontainer 20 feet, berisi delapan buah patung. Sejauh ini, negara tujuan patung-patung karyanya tersebut, sudah mencapai pasar Eropa dan Amerika, hingga kawasan Asia serta Australia.