Semarang Gelar Simulasi Kesiapan Hadapi Bencana di Masa Pandemi

Editor: Koko Triarko

SEMARANG – Simulasi penanganan bencana alam diperlukan untuk mengetahui kesiapsiagaan petugas dalam menangani, hingga mengevakuasi pengungsi. Termasuk dalam mengantisipasi adanya penularan Covid-19 klaster pengungsian.

“Kita minta dilakukan simulasi tempat pengungsian karena pandemi. Kita minta optimal mungkin menghindari suatu kerumunan. Jadi tidak hanya ancaman bencana alam, namun juga pandemi Covid-19,” papar Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, di sela apel kesiapsiagaan bencana hidro meteorologis 2020 di halaman Gubernuran, Semarang, Senin (26/10/2020).

Dipaparkan, ada sejumlah wilayah di Jateng berpotensi akan bencana banjir serta tanah longsor. Misalnya di Kabupaten Brebes, dengan luasan bencana 5.796 hektare, Pemalang ada 7.296 hektare, Tegal 1.011 hektare. Ketiga wilayah tersebut berpotensi terjadi bencana banjir.

Termasuk juga di wilayah Klaten dan Kabupaten Magelang, ada potensi banjir lahar dingin dari gunung Merapi.

“Karena itu, saya minta agar masing-masing kabupaten kota, berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, Dinas Kesehatan, serta dinas terkait lainnya. Jadi, kalau misalnya bencana terjadi, kita sudah persiapan,” tegasnya.

Termasuk persiapan tempat pengungsian. “Kita atur dari sekarang, untuk mengantisipasi kerumunan. Sudah ada contohnya di Jepang itu, jadi tempat pengungsian di kapling kecil-kecil, dibatasi kardus dan satu kapling satu keluarga. Selain itu, penyiapan tempat pengungsian dengan protokol kesehatan ketat juga sudah dilakukan,” tambahnya.

Selain pemetaan dan langkah antisipatif, pihaknya juga telah menyiapkan posko siaga banjir yang akan dioperasikan mulai 1 Oktober tahun ini, hingga akhir Maret 2021.

Lihat juga...