Menlu RI: Diplomasi Dijalankan untuk Penuhi Kebutuhan Vaksin

Fasilitasi kerja sama antara PT Bio Farma (Persero) dengan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Wabah (CEPI) telah dilakukan, salah satunya untuk mewujudkan keinginan Bio Farma sebagai salah satu pengembang vaksin global. Visi ini didukung dengan hasil baik dari uji tuntas atau due diligence yang dilakukan oleh CEPI terhadap Bio Farma.

Guna menunjukkan dukungan terhadap pengembangan vaksin secara multilateral, Indonesia telah menyampaikan komitmen kontribusi kepada CEPI dan menjadi bagian dari Dewan Investor CEPI (CEPI Investors Council)—yang berarti Indonesia juga membantu penyediaan vaksin secara global.

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak saja memikirkan kepentingan nasionalnya saja, namun di saat yang sama selalu berusaha berkontribusi bagi dunia, termasuk hal terkait dengan vaksin.

Tidak hanya tentang vaksin, Indonesia juga telah menjalin kerja sama dengan 120 pihak, yang terdiri dari 11 negara, 12 organisasi internasional, dan 97 organisasi nonpemerintah guna merespons pandemi COVID-19.

Pada awal pandemi, diplomasi Indonesia difokuskan untuk memenuhi kebutuhan alat diagnostics dan therapeutics, antara lain kerja sama produksi bersama untuk melancarkan rantai pasok alat pelindung diri (APD) dan jubah operasi.

Khusus mengenai APD, para diplomat Indonesia juga mengawal langsung sertifikasi bahan baku APD buatan Indonesia sehingga memperoleh sertifikasi ISO 16603 dan ISO 16604.

Melalui diplomasi, pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan bahan baku obat terapi seperti hydroxichloroquine, hydroxichloroquine chloroquine phospate, oseltamivir phospate, dan pengadaan obat terapi avigan.

Lihat juga...