Kenali HPV di Serviks Sebelum Mengganas

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Banyak pasien serviks, menurutnya, yang datang sudah pada stadium 2B atau 3B. Saat ditanyakan tentang gejala, mereka menyebutkan tidak merasakan gejala apa-apa.

“Menyebutnya baru merasakan pada tiga bulan terakhir, Faktanya, bisa saja terjadi sudah 10 tahun tanpa dapat dirasakan oleh pasien. Disini pentingnya untuk melakukan pemeriksaan secara teratur. Untuk mencegah virus ini berkembang menjadi ganas,” imbuhnya.

Dalam beberapa literatur disebutkan yang meningkatkan risiko kanker serviks adalah memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang, merokok dan memiliki penyakit menular seksual.

“Tapi, sebenarnya, risiko serviks dimiliki oleh semua wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seksual. Karena itu, sebaiknya sebelum memasuki masa aktif seksual, seorang wanita sudah melakukan pencegahan primer. Dengan mengikuti konseling, menghadiri edukasi tentang serviks dan melakukan vaksinasi,” urai Anggi.

Jika sudah melakukan hubungan seksual secara aktif, maka harus melakukan pemeriksaan, baik HPV Test, Pap Smear maupun IVA Test.

“Ini penting dilakukan karena mampu mendeteksi keberadaan virus, sebelum virus itu menjadi ganas. Terbukti pemeriksaan dini mampu menyembuhkan pasien serviks hingga 100 persen,” kata Anggi tegas.

Sayangnya, pasien datang sudah dalam stadium lanjut. Dimana virus sudah mengganas dan tindakan yang diambil hanya merupakan pencegahan agar stadium tidak meningkat.

“Ada beberapa indikasi medis yang dicurigai sebagai gejala awal kanker serviks. Yaitu pendarahan paska hubungan seksual, keputihan yang tidak sembuh-sembuh dan berbau busuk, nyeri panggul yang tidak reda, sakit saat melakukan hubungan seksual atau saat buang air kecil dan jika ditemukan adanya darah dalam urine,” urainya.

Lihat juga...