Kelestarian Mangrove Dukung Mitigasi Bencana Kawasan Pesisir

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Kerusakan pesisir pantai Lampung Selatan jadi keprihatinan berbagai pihak salah satunya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kelestarian mangrove jadi cara mencegah kerusakan lingkungan tersebut.

Demikian diungkapkan Idi Bantara,M.Sc, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Way Sekampung,Lampung.

Kerusakan pesisir pantai sebut Idi Bantara terjadi di sepanjang pantai Timur, Selatan, Barat Lampung. Imbas abrasi angin, gelombang garis pantai alami kerusakan ditandai pohon tumbang dan tergerusnya tanah pantai. Namun pada sejumlah pantai masyarakat memiliki kepedulian melestarikan mangrove sebagai vegetasi pencegah abrasi.

Dukung upaya penyadartahuan atau mitigasi bencana, Idi Bantara menyebut telah melakukan pemetaan wilayah untuk konservasi mangrove. Sejumlah lokasi yang ditumbuhi mangrove sebutnya berada di Teladas, Tulang Bawang, sepanjang pantai Lampung Timur, Lampung Selatan menghadap laut Jawa. Selain itu Pantai Pesawaran, Tangggamus yang berhadapan Samudera Hindia.

“Keprihatinan akan kerusakan vegetasi mangrove sekalligus dampak ekologis yang lain mendorong BPDASHL Way Seputih Way Sekampung mendorong masyarakat pesisir melakukan rehabilitasi mangrove untuk mitigasi bencana,” terang Idi Bantara saat dikonfirmasi Cendana News, Sabtu (3/10/2020).

Kawasan yang memiliki vegetasi mangrove di bawah pengelolaan pemerintah desa dan masyarakat ada di Desa Sumber Nadi, Kecamatan Ketapang. Luasan lahan potensial untuk rehabilitasi mangrove mencapai 59 hektare. Sebagian telah mengalami suksesi alam dengan tumbuhnya vegetasi bakau bakau, api api, prepekan, waru laut.

Lihat juga...