Pemprov Jabar Ekspor 30 Ton Ubi Jalar ke Hong Kong

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Kita sedang kampanyekan petani atau peternak milenial yaitu mereka yang tinggal di desa berbisnis ketahanan pangan lalu menggunakan keahlian digital untuk berjualan,” ujar Kang Emil.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar, Dadan Hidayat, mengatakan, ubi jalar yang diekspor ini merupakan varietas terbaik di dunia. Sifatnya yang adaptif atau bisa tumbuh di mana pun menjadikan ubi jalar sebagai produk unggulan.

“Ini baru di satu desa, kita targetkan di desa lain di Jabar juga mengekspor karena sifat ubi jalar yang adaptif bisa tumbuh di mana pun. Ubi jalar asli Jabar adalah yang terbaik di dunia,” ucap Dadan.

Ia pun berujar, ekspor komoditas ubi jalar merupakan salah satu implementasi Gerakan Ekspor Tiga Kali (GRATIEKS) Kementerian Pertanian Republik Indonesia di Jabar. Tiga komoditas ekspor pertanian Jabar dalam gerakan tersebut antara lain ubi jalar, beras organik, dan porang.

“Jabar merupakan kontributor utama peringkat satu nasional dengan kontribusi mencapai 28,26 persen,” kata Dadan.

Total luas lahan pengolahan ubi jalar di Jabar saat ini seluas 22 ribu hektar dengan luas panen yang sama dan total produksi mencapai 547.879 ton. Sementara lima daerah di Jabar sebagai sentra utama ubi jalar berada di Garut, Kuningan, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Bandung.

Dadan menuturkan, kebutuhan ubi jalar per orang per kapita per tahun di Jabar hanya tiga kilogram. Sementara potensi produksi Jabar mencapai 540 ribu ton.

“Untuk kebutuhan lokal Jabar saja untuk dikonsumsi totalnya hanya 150 ribu ton saja jadi sisanya untuk proyeksi ekspor,” ucapnya.

Lihat juga...