Isu Konspirasi di Balik Virus Covid-19 Dinilai Tak Tepat

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Sudah enam bulan, Indonesia terpapar virus COVID-19. Bukan hanya data kasus konfirmasi yang mencuat di permukaan. Tapi juga berbagai isu yang menyebutkan bahwa COVID-19 hanyalah peristiwa rekayasa sekelompok pihak dengan tujuan yang beragam alias ada konspirasi dalam peristiwa pandemi COVID-19 ini.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof. Akmal Taher menyebutkan teori konspirasi merupakan isu yang tidak ada hentinya bergaung selama masa pandemi ini.

“Dari awal masa pandemi hingga sekarang, masih saja. Tidak ada berhentinya. Padahal sudah banyak bukti yang menyatakan kalau itu tidak mungkin. Tapi masih saja,” kata Prof Akmal dalam diskusi online, Minggu (27/9/2020).

Kalau ditanyakan tentang bukti otentik virus ini, Prof Akmal menyatakan bisa dilihat di laboratorium yang melakukan tes.

“Tapi kan gak mungkin semua yang nanya diajak ke sana. Di sinilah pentingnya, edukasi baik dari para ahli virus dan penyakit maupun pemerintah, terkait dampak dari virus ini dalam berbagai perspektif. Sehingga bisa dimengerti oleh masyarakat,” ucapnya.

Senada dengan Prof Akmal, dr. Heri Munajib yang merupakan penyintas COVID-19 dan anggota Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan teori konspirasi, apalagi yang terkait agama tertentu adalah hal yang menyebalkan.

“Salah satunya, yang menyebutkan virus adalah tentara Allah. Mana ada tentara Allah yang menyebabkan kita tidak bisa beribadah,” ujar Heri dalam kesempatan yang sama.

Penyintas COVID-19 dan anggota Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (NU) dr. Heri Munajib saat menyampaikan tentang hoaks teori konspirasi saat diskusi online, Minggu (27/9/2020). -Foto Ranny Supusepa
Lihat juga...