Ini Sejarah di Balik Hari Bhakti Postel 27 September
Namun, perundingan yang dilakukan oleh Mas Soeharto dan R. Dijar gagal.
Perjuangan AMPTT
Pada 26 September 1945, Soetoko bersama AMPTT melakukan koordinasi menyusun rencana untuk meruntuhkan tanggul dan mengelilingi kantor dalam upaya perebutan kekuasaan Jawatan PTT dari tangan Jepang, akan dilaksanakan pada 27 September 1945.
Siasat dan taktik disusun, malam itu juga AMPTT mencari dan mengumpulkan senjata tajam, kendaraan bermotor, senjata api dan kebutuhan lainnya.
Setelah tiga hari berturut-turut diadakan perundingan dengan pihak Jepang dan terus gagal, tibalah hari yang bersejarah yakni tanggal 27 September 1945.
Ketika itu AMPTT siap dengan senjatanya masing-masing. Rakyat sudah dikerahkan dan massa sudah berkumpul di halaman.
AMPTT memasuki ruangan kantor yang dikuasai Jepang dan membuat mereka tidak dapat berbuat apa-apa, dan secara sukarela mereka menyerahkan senjata.
Setelah itu Soetoko segera membawa Mas Soeharto dan R. Dijar ke depan massa. Di depan massa, Soetoko membacakan teks, yang berbunyi:
“Atas nama pegawai PTT dengan ini, dengan disaksikan oleh masyarakat yang berkumpul di halaman PTT jam 11.00 tanggal 27 September 1945. Kami mengangkat Bapak Mas Soeharto dan Bapak R. Dijar, masing-masing menjadi Kepala dan Wakil Kepala Jawatan PTT seluruh Indonesia. Atas nama AMPTT, tertanda : Soetoko.”
Pada saat itu di dalam Kantor Jawatan PTT beberapa pemuda menurunkan bendera Jepang, dan sebagai gantinya mereka mengibarkan Bendera Merah Putih pada tiang listrik.
Massa yang menjadi saksi mata dalam peristiwa yang mengakhiri kekuasaan kolonial Kantor Pusat PTT itu mengumandangkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.