Budi Daya Ikan Terus Didorong Tumbuh di Pesisir Selatan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Saya melihat hal ini bagus. Jadi selanjutnya kita bakal launching program itu di tahun ini bila rasanya memungkinkan karena mengingat masih terjadi pandemi Covid-19,” ujar Andi Syafinal.
Dikatakannya bahwa program itu bisa dilakukan dan dikerjakan bagi seluruh masyarakat Pesisir Selatan. Karena untuk menerapkannya di rumah tidaklah terlalu rumit, yakni satu ember yang berisikan air, mampu menampung bibit ikan sebanyak 60 hingga 70 ekor jenis ikan lele dan nila dengan produktifitas panen per ember berkisar enam hingga tujuh kilogram ikan.
“Jika program ini dikembangkan, kemungkinan akan menghasilkan nilai rupiah yang fantastis,” sebutnya.
Dijelaskan pada pekan yang lalu telah dibagikan bibit ikan, satu rumah tangga telah mampu memfasilitasi sebanyak sepuluh ember, maka akan berpenghasilan sekitar 60 hingga 70 kilogram ikan lele segar per tiga bulan maksimal, dengan prospek keuntungan sekitar Rp11 ribu per kilogram.
Selain mendorong untuk budi daya ikan di pekarangan rumah, Dinas Kelautan juga turut mendorong dari sisi budi daya ikan kerapu.

Usaha budi daya itu memiliki nilai ekspor yang bagus sehingga hal tersebut penting untuk terus dikembangkan di Pesisir Selatan. Memang usaha tersebut membutuhkan keseriusan agar bisa menjadi sumber ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat nelayan.
Andi Syafinal menuturkan, bahwa budi daya ikan kerapu di Pesisir Selatan itu berjenis bebek, cantik dan cantrang. Budi daya ikan kerapu di Pesisir Selatan itu tersebar di wilayah perairan Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan, Sungai Nipah, Kecamatan IV Jurai dan Perairan Sungai Bungin Kecamatan Batang Kapas.