Budi Daya Ikan dan Sayuran, Alternatif Ketahanan Pangan Warga Lamsel
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Budidaya ikan air tawar dan menanam sayuran jadi cara efektif menjaga ketahanan pangan kala pandemi. Winarso, pembudidaya ikan lele mutiara menyebut kebutuhan pangan bisa diperoleh dari hasil pekarangan rumah. Pemanfaatan media budidaya kolam tanah, terpal dan semen jadi solusi. Sistem budidaya ikan dalam ember pun mulai diterapkan.
Jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda Winarso menyebut budidaya ikan lele mutiara jadi pilihan. Benih yang mudah diperoleh, pemeliharaan sederhana menghasilkan sumber protein untuk keluarga. Budidaya ikan air tawar menjadi aplikasi ketahanan pangan keluarga saat ekonomi kurang mendukung.
Memiliki usaha cuci motor ia mengaku imbas pandemi Covid-19 penghasilannya anjlok. Budidaya ikan lele jadi pilihan baginya untuk memenuhi kebutuhan dikombinasikan dengan budidaya sayuran. Sayuran daun bawang, kangkung, seledri dan bayam ditanam memakai media pot. Masa tebar dua hingga tiga bulan ia bisa memanen lele mutiara.
“Saat ini saya harus lebih kreatif mengatur sumber penghasilan karena usaha sedang macet, gaji istri ditunda setiap bulan padahal sebelumnya dibayarkan setiap dua pekan, budidaya ikan lele bisa jadi penghemat pengeluaran untuk membeli lauk,” terang Winarso saat ditemui Cendana News, Rabu (9/9/2020).
Bermodalkan kolam terpal, kolam semen, bibit dan pakan ikan budidaya lele jadi pilihan. Banyaknya program bantuan pemerintah melalui kartu Prakerja, bantuan langsung tunai (BLT) serta bantuan presiden usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak diperolehnya. Melakukan proses budidaya ikan jadi solusi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Winarso menyebut ketahanan pangan dengan budidaya ikan, sayuran sangat terasa manfaatnya. Sebab sumber penghasilan yang berkurang sejak bulan Juni silam berimbas ia harus mendapat sumber penghasilan lain. Penghematan dilakukan olehnya dengan cara menyediakan sumber kebutuhan lauk ikan dan sayuran tanpa membeli.