Persoalan KBM Daring Perlu Dipecahkan Bersama
Editor: Makmun Hidayat
SEMARANG — Pandemi Covid-19, mengharuskan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka dihentikan sementara, diganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring atau belajar dari rumah (BDR). Kebijakan tersebut diwajibkan untuk sekolah yang terletak di wilayah zona orange atau merah Covid-19.
Namun di satu sisi, proses KBM secara BDR, bukan tanpa kendala. Selain keterbatasan kuota, jaringan internet hingga fasilitas sarana prasarana, seperti kebutuhan telepon genggam atau laptop, juga ada persoalan lain yang harus dicari solusinya.
“Proses BDR meski sudah diterapkan cukup lama, namun ternyata bagi anak atau siswa, tetap sulit apalagi dengan tugas-tugas yang banyak. Terutama, bagi mereka yang masuk kategori baru masuk sekolah. Mereka tidak kenal dengan teman-teman atau para guru. Mereka ini lebih banyak membutuhkan penyesuaian,” papar Kepala Pusat Kependudukan Perempuan dan Perlindungan Anak (PKPPA) LPPM UPGRIS, Dr Arri Handayani, di Semarang, Sabtu (8/8/2020).
Kendala tersebut, juga dihadapi oleh para guru. Mereka juga belum mengenal karakter dari masing-masing anak, khususnya siswa baru, sebab belum bertemu secara langsung dan masih terbatas daring atau online.
“Untuk itu perlu adaptasi dan pengendalian emosi, baik dari orang tua, guru, juga dari anak karena semua sekarang ini sedang dalam kondisi yang tidak menyenangkan akibat pandemi Covid-19,” terangnya.
Disatu sisi, dengan berjalannya waktu, juga semakin nampak pola yang ada tentang bagaimana para orang tua ini mendampingi anak mereka.
“Seiring berjalan waktu, semakin banyak permasalahan yang muncul, dari kebijakan BDR. Tidak saja dari orang tua tetapi juga dari anak. Kebosanan mulai melanda, anak-anak mulai tidak mau mengerjakan tugas dari sekolah. Sementara, orang tua juga tidak semua waktunya untuk mendampingi kebutuhan anak, karena tuntutan pekerjaan harus menyelesaikan,” lanjutnya.