Pengembangan Ekowisata Lamsel, Dorong Peningkatan Ekonomi Petani

Editor: Makmun Hidayat

Kadeni, salah satu pemilik kebun jeruk siam di Dusun Solo, Desa Tanjungsari, Kecamatan Palas, Lampung Selatan saat ditemui, Rabu (5/8/2020). -Foto Henk Widi

Kadeni menyebut konsep wisata alam pedesaan membuat kawasan tersebut terus dikembangkan. Mengubah lahan pertanian jagung menjadi lahan jeruk sekaligus meningkatkan kualitas tanah. Sebab dengan penanaman jeruk ia menyediakan fasilitas sumur bor. Pasokan air ikut menjadi solusi merehabilitasi lahan yang kerap kekeringan tersebut.

“Hasil budidaya jeruk dalam konsep wisata sekaligus menjadi kesempatan mendapat modal untuk menjadikan lahan lebih subur,” paparnya.

Salah satu kebun jeruk yang ramai dikunjungi selain milik Kadeni di antaranya milik Andi. Pengunjung bernama Iin Saputri asal Kalianda mengaku datang ke kebun untuk memanen jeruk. Sebagai wanita yang suka dengan media sosial dan fotografi,memanen jeruk jadi foto yang menarik. Terlebih jeruk yang berbuah lebat menjadi background foto Instagramable.

“Senang karena bisa berwisata di kebun dan melepas kebosanan selama masa pandemi Covid-19 ini dan pulangnya bawa jeruk segar,” cetusnya.

Konsep memanen jeruk lalu menimbang pada pemilik menjadi ekowisata menarik. Tinggal di kota Kalianda dengan hiruk pikuknya membuat wisata ke kebun jeruk bisa jadi alternatif. Suasana tenang alam pedesaan dengan dominasi pohon jeruk dan pohon lain cukup menyegarkan. Meski membayar parkir Rp2.000 dan biaya masuk Rp5.000 ia mengaku cukup puas.

Idi Bantara, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai  dan Hutan Lindung Way Seputih Way Sekampung (BPDASHL) menyebut konsep wisata alam terus dikembangkan. Salah satu wilayah yang dikembangkan ada di Pantai Cukuh Perak, Desa Suak,Kecamatan Sidomulyo. Kawasan tersebut menurutnya akan dijadikan agroforestri dengan penghijauan memakai tanaman buah.

Lihat juga...