Pemetaan Riset LTJ Menuju Manufaktur Material Maju

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Pemetaan skema riset Logam Tanah Jarang (LTJ) diharapkan mampu mengarahkan riset menuju pengembangan yang sejalan dengan kebutuhan industri. Misalnya, dalam memenuhi kebutuhan industri pertahanan.

Direktur Pengembangan Teknologi Industri Kemenristek/BRIN, Dr. Eng. Hotmatua Daulay, M.Eng, B.Eng, menjelaskan, dalam pengembangan industri berbasis LTJ, dibutuhkan suatu skema kerja yang bisa mengarahkan setiap langkah pengembangan untuk tetap berada dalam rel dan bisa menghasilkan suatu kebermanfaatan.

Direktur Pengembangan Teknologi Industri Kemenristek/BRIN Dr. Eng. Hotmatua Daulay, M.Eng, B.Eng saat seminar online LTJ, Rabu (26/8/2020) – Foto: Ranny Supusepa

“Jangan sampai, berbagai riset yang dilakukan karena tidak dipetakan dengan baik akhirnya hanya menjadi riset-riset yang menghasilkan suatu produk yang tidak bermanfaat dan tidak in-line dengan kebutuhan yang ada,” kata Hotmatua dalam seminar online, Rabu (26/8/2020).

Ia menjelaskan pemetaan skema kerja pengembangan industri berbasis logam tanah jarang ini dibagi menjadi empat skema, yaitu inventarisasi dan eksplorasi sumber daya dan cadangan LTJ, pengolahan dan pemurnian LTJ, pengembangan aplikasi LTJ serta perumusan kebijakan dan industrialisasi LTJ.

“Pemetaan ini akan berfungsi mengatur setiap riset akan mengerucut menjadi suatu penelitian keberlanjutan untuk menciptakan suatu produk yang bisa diaplikasikan dalam kebutuhan industri dan didukung oleh regulasi pada tahun 2025-2029,” paparnya.

Contohnya, pengembangan pesawat Male oleh BPPT, yang saat ini dalam proses pembuatan pesawat dan mendapatkan sertifikasi.

Lihat juga...