Wadah Cuci Tangan Daur Ulang Paling Diminati Selama Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Bagi Suhardi, pedagang barang daur ulang di kawasan Barito Semarang, pandemi covid-19, seakan memberi berkah tersendiri bagi dirinya.
Betapa tidak, lewat kreativitas, beragam wadah plastik yang sudah tidak terpakai bisa diolah kembali menjadi aneka produk bernilai ekonomis. Salah satunya, wadah air berkran, yang paling banyak dicari pembeli selama pandemi berlangsung.
“Sebenarnya wadah air berkran ini sudah ada sejak lama, kalau dulu, rata-rata dibeli untuk tempat wudu. Namun sejak adanya corona, banyak yang mencari untuk tempat cuci tangan. Lebih praktis, karena sudah ada kran airnya, dibanding menggunakan ember dan gayung,” paparnya, saat ditemui di lapak miliknya, Rabu (8/7/2020).
Beragam wadah air berkran tersebut, dibuatnya dengan memanfaatkan tong dan ember plastik bekas. “Ada dua ukuran, 80 liter dan 45 liter. Untuk yang 80 liter saya dapat dari pabrik roti. Itu sebenarnya wadah mentega, ada plastiknya, baru kemudian dimasukkan dalam tong,” terangnya.
Sementara, untuk ember plastik ukuran 45 liter, didapatnya dari pabrik obat. Ember tersebut dahulu dipakai untuk bahan baku obat, sebelum diolah menjadi barang jadi.
“Semuanya didapat dari suplier, ada pedagang lain yang mengirimkan. Tidak saya ambil sendiri. Bagi-bagi rejeki dengan orang lain,” paparnya sembari tersenyum.
Wadah air berkran tersebut rata-rata dijualnya Rp 120 ribu untuk ukuran 80 liter, serta 60 ribu untuk ukuran 45 liter. Namun, jika pembeli pandai menawar, barang-barang tersebut juga dilepasnya.
“Paling bisa turun harga, Rp 5-10 ribu. Tergantung yang nawar,” jelas pria yang sudah 10 tahun berjualan barang daur ulang tersebut.