Produksi Abon Lele Srikandi, Mampu Bertahan di Tengah Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Namun demikian ia mengakui sebenarnya jumlah produksi tidak tentu setiap bulan karena terkadang pesanan juga banyak. Untuk bahan baku ikan lele di Kota Bekasi cukup berlimpah. Nada menjual untuk satu kemasan 1 ons abon lele dihargai Rp30-35 ribu tergantung varian.
Untuk wilayah Jatisampurna sendiri lanjutnya, warga cukup banyak mengembangkan budidaya ikan lele. Untuk harga lele jumbo diakuinya saat ini berkisar Rp18-20 ribu, jika mengambil langsung di tempat budidaya.
“Produksi 40 kilogram setiap bulan itu saya rata-ratakan. Karena kadang lebih tergantung pesanan juga. Terkadang juga hanya 30 kilogram sebulan jika suasana sepi,” jelasnya.
Diakuinya sampai sekarang masih terkendala di pemasaran. Ia hanya memasarkan melalui online, dan menitip di toko-toko biasa. Sehingga tak heran, meski sudah sepuluh tahun berjualan abon lele Srikandi tidak mengalami lonjakan signifikan.
Untuk pemasaran masih mengandalkan titipan melalui sistem konsinyasi berapa hari kemudian mengisi lagi, karena untuk masuk ke minimarket diakuinya cukup susah dan ribet.
Menurutnya untuk produksi memerlukan waktu satu hari, mulai dari pengolahan ikan, dikukus, ditumis, kemudian ditumbuk sebelum dipullet atau juga sebelum digoreng. Ia dibantu satu laki-laki yang bertugas menggoreng.
Diakuinya, sejak 2018 lalu sudah mulai mandiri, dalam produksi abon lele dan memasarkan. Awalnya selalu mengikuti pelatihan atau pun bazar bersama Dinas UKM untuk mengenalkan produk atau pun berkreasi model pengemasan, pengolahan agar bisa higienis. Tapi sekarang bazar sudah jarang, karena ada pun harus bayar, omzet belum tentu tertutupi dengan biaya sewa tempat.