Fenomena Konjungsi Juli 2020, Dimulai

Editor: Makmun Hidayat

Fenomena konjungsi, lanjut Widya, merupakan suatu posisi benda langit yang dilihat dari Bumi.

“Apabila dibayangkan di kubah langit terjadi konjungsi, seolah mereka bersatu di kubah langit, maka sejatinya tidak demikian. Jarak antar yang berkonjungsi dapat jadi sangat berjauhan,” ujarnya.

Misal,  piringan Bulan menutup gugus bintang tertentu, maka kini diketahui jarak Bulan dan jarak gugus tersebut.

“Demikian pula konjungsi Bulan dengan planet. Jadi, hanya penampakan di kubah langitlah yang membuat seolah-olah mereka bersatu atau saling mendekat satu sama lainnya. Namun, tidak berlaku penyatuan itu terhadap jarak antar mereka,” tandasnya.

Staf Astronomi POJ Muhammad Rayhan saat dihubungi. -Foto Ranny Supusepa

Staf Astronomi POJ, Muhammad Rayhan, menjelaskan konjungsi pertama yang bisa dinikmati adalah konjungsi Bulan dengan Jupiter dengan jarak 2 pisah derajat.

“Ini sudah terjadi tadi pagi, sekitar pukul 05.00 WIB. Dan nanti malam, akan ada konjungsi Bulan dengan Saturnus, dengan jarak pisah 4 derajat pada pukul 20.00 WIB,” kata Rayhan saat dihubungi terpisah.

Berlanjut dengan konjungsi Bulan dengan Mars dengan jarak pisah 1,7 derajat pada pukul 05.00 WIB di tanggal 12 Juli 2020.

“Tanggal 17 Juli ada konjungsi Bulan dengan Venus dengan jarak pisah 4,5 derajat dan tanggal 19 Juli, konjungsi Bulan dengan Merkurius dengan jarak pisah 4,5 derajat,” pungkasnya.