Buah Kemukus di Perbukitan Menoreh Bernilai Jual Tinggi

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA – Masyarakat di kawasan perbukitan Menoreh Kulon Progo, secara turun-temurun membudidayakan tanaman Kemukus di lahan pekarangan. Selain memiliki banyak manfaat, tanaman rempah langka yang bernama ilmiah Piper cubeba, L.F ini juga memiliki nilai jual yang tinggi. 

Satu kilogram Kemukus basah, biasa dijual seharga Rp50ribu per kilogramnya. Sedangkan harga Kemukus kering bisa mencapai Rp190ribu per kilogramnya. Tingginya harga jual Kemukus disebabkan kelangkaan tanaman ini yang hanya dapat tumbuh di kawasan dataran tinggi, serta hanya berbuah setahun sekali.

“Tahun ini harga Kemukus turun dibandingkan tahun lalu, hanya Rp190 ribu per kilogram kering. Padahal, panen tahun kemarin bisa mencapai Rp270ribu per kilogram. Kita tidak tahu apa penyebabnya. Yang jelas, petani cukup merugi,” ungkap salah seorang warga pembudidaya Kemukus, Sri Lumatsih, di dusun Ngentak, Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Senin (6/7/2020).

Buah Kemukus yang tengah dikeringkan milik Sri Lumatsih, warga dusun Ngentak, Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (6/7/2020). –Foto: Jatmika H Kusmargana

Sri dan sejumlah warga lainnya di kawasan Samigaluh, sejak puluhan tahun silam telah menanam Kemukus sebagai mata pencaharian mereka. Mereka juga biasa menanam berbagai komoditas lain seperti Kopi, Vanili, Cengkeh, Kapulaga, dan sebagainya. Usaha budi daya berbagai jenis komoditas tersebut menjadi sumber pendapatan warga selama ini.

“Setelah panen, biasanya langsung kita jemur di bawah terik matahari. Setelah tiga hari kering, lalu kita jual ke pasar. Biasanya Kemukus ini banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan jamu, kosmetik, hingga campuran rokok, ” ungkapnya.

Lihat juga...