Tren Berkebun Meningkat di Tengah Pandemi Covid-19
Editor: Makmun Hidayat
SEMARANG — Pandemi Covid-19, yang mengharuskan masyarakat untuk lebih banyak beraktivitas di rumah, rupanya berdampak pada tingginya permintaan tanaman hias. Hal tersebut tidak lepas dari tren berkebun yang meningkat, seiring kebijakan work from home (WFH).
“Selama pandemi Covid-19, memang permintaan tanaman hias, pohon buah hingga bibit sayuran meningkat. Terutama untuk tanaman hias, dengan beragam jenis, sehingga trennya selalu berganti-ganti,” papar Budi Sampurno, salah seorang pedagang tanaman hias di kawasan Tirto Agung, Pedalangan, Semarang, Senin (1/6/2020).
Dirinya mencontohkan tanaman bonsai, khususnya beringin korea, yang sempat menjadi tren. “Cirinya berbatang pohon kokoh, pendek, namun berdaun lebat, menjadikan bonsai beringin korea cocok menjadi penghias ruangan atau taman. Peminatnya cukup banyak, harganya untuk yang ukuran kecil, setinggi 20 cm saya jual Rp150 ribu. Sementara yang sudah jadi dan cukup besar, paling tidak Rp1,5 juta,” terangnya.
Setali tiga uang dengan beringin korea, beringin dollar juga menjadi tren bagi pecinta tanaman hias. Jika awalnya hanya dibudidayakan sebagai bonsai, kini menjelma menjadi tanaman mahal kelas premium untuk taman.

Tak jarang dalam suatu taman, beringin dolar menjadi titik pusat atau maskotnya. Bentuknya yang indah, dengan pohon keras tinggi menjulang dengan rimbunan daun kecil dipucuk batang, dipercaya dapat mengangkat gengsi sebuah rumah, sekaligus membawa keberuntungan.