Karena Pandemi COVID-19 Pendapatan Masyarakat Menurun Relatif Tinggi

Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/5/2020) – foto Dok Ant

JAKARTA – Survei sosial demografi Badan Pusat Statistik (BPS), kepada 87.379 responden di Indonesia menunjukkan, terjadi penurunan pendapatan relatif tinggi di masa pandemi COVID-19.

Kasubdit Indikator Statistik BPS, Windhiarso Ponco Adi Putranto mengatakan, terdapat 1 hingga 2 persen responden yang mengatakan, pendapatan mereka selama pandemi meningkat. “Dugaannya sektor yang terdampak positif COVID-19 seperti produksi masker, APD (alat pelindung diri), belanja online dan seterusnya,” kata Windhiarso, Sabtu (13/6/2020).

Namun demikian, dari survei yang dilakukan diketahui pendapatan masyarakat turun relatif tinggi. Bahkan, ada yang mencapai 53 persen, untuk mereka yang jenis pekerjaannya memang tidak memungkinkan untuk Work From Home (WFH). Sedangkan yang jenis pekerjaannya sebagian dilakukan di kantor, namun sebagian lainnya dapat dikerjakan dengan WFH, mengalami penurunan pendapatan 37 persen. Ada 62 persen mengatakan pendapatannya tetap dan satu persen meningkat.

Tenaga kerja di sektor perekonomian yang paling terdampak COVID-19 adalah, transportasi, akomodasi, perdagangan, hiburan. Semua itu berdampak langsung pada pendapatan masyarakat. Pada saat yang sama, terjadi peningkatan pengeluaran masyarakat untuk bahan makanan, kesehatan dan pulsa paket data. WFH membuat 51 persen responden membeli lebih banyak bahan makanan, dan kecenderungannya perempuan lebih baik belanja daring.

Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI), Sudibyo Alimoeso mengatakan, hasil survei BPS tersebut paling tidak menjadi peringatan dini, untuk mengambil kebijakan meski tidak mewakili semua penduduk.

Lihat juga...