Inilah Harapan Pedagang Pasar Burung Karimata di Tengah Pandemi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sutoyo pun menuturkan hampir semua jenis burung ada di Pasar Karimata. Mulai dari burung kicau sampai burung pemangsa. Sebut saja, seperti love bird, jalak, cucak rowo, nuri, perkutut, hingga burung gagak serta burung hantu.

“Harganya juga macam-macam. Kalau yang mau murah tapi bagus, love bird. Dulu sepasang harganya bisa sampai Rp 400 ribu, tapi sekarang saya jual per ekor Rp 40 ribu, kalau beli banyak ya bisa kurang lagi,” terangnya.

Turunnya harga yang cukup drastis tersebut, karena sekarang ini stok love bird cukup banyak. “Dulu mahal karena belum ada yang bisa ternak, sekarang sudah banyak. Jadi murah. Cocok buat orang yang lagi mulai hobi memelihara burung,” jelas pria yang sudah puluhan tahun berdagang di Pasar Karimata tersebut.

Hal senada juga disampaikan Purnomo. Selama corona, penjualan burung kicau mengalami kelesuan, apalagi beberapa waktu lalu pasar tersebut sempat ditutup karena pandemi.

“Kita sebagai pedagang, hanya bisa berdoa, mudah-mudahan pembeli mau datang lagi seperti dulu. Kita juga menerapkan protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan pakai sabun,” jelasnya.

Tidak hanya itu, pihak pengelola pasar juga menyediakan wastafel portable untuk cuci tangan bagi para pengunjung pasar. Hal itu sebagai upaya pencegahan penyebaran covid-19 di pasar tersebut.

Sepinya pembeli, mau tidak mau, juga mengharuskannya menurunkan harga jual burung. Dirinya mencontohkan, untuk burung jalak sekarang dihargai sekitar 400 ribu per ekor, dari harga sebelumnya Rp 500 ribu.

“Ini menjadi salah satu cara kami agar bisa bertahan di tengah lesunya penjualan, selama corona,” urainya.

Sementara, salah seorang pengunjung, Sahroni, mengaku datang ke Pasar Karimata untuk mencari burung Perkutut.

Lihat juga...