Inilah Harapan Pedagang Pasar Burung Karimata di Tengah Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Suara kicau burung akan segera menyambut, saat kaki melangkah masuk melewati pintu gerbang pasar Karimata Semarang.
Pandangan mata pun segera melihat ratusan burung dari beragam jenis, di dalam sangkar, yang tergantung di depan lapak masing-masing pedagang.
Meski ada ratusan ekor burung, namun konsep pasar terbuka, dengan pepohonan rindang di tengah pasar, menjadikan suasana teduh. Sirkulasi udara pun lancar, sehingga tidak pengap.
Sekilas, tidak ada yang berubah, meski pasar burung kicau terbesar di Semarang tersebut, baru saja ditutup untuk disterilisasi dari virus covid-19. Puluhan pedagang yang mengisi pasar tersebut, pun kembali ke rutinas mereka. Membersihkan sangkar, memandikan hingga memberi makan burung.
“Pengunjung pasar tetap ramai, bahkan saat buka pertama kali, pada Minggu (7/6/2020), sampai penuh. Mungkin orang-orang penasaran, karena sebelumnya ditutup untuk disterilisasi dari virus corona,” papar seorang pedagang, Sutoyo, Selasa (9/6/2020).
Seperti diberitakan sebelumnya, selama tiga hari, 4-6 Juni 2020, pasar Karimata ditutup dan disemprot cairan disinfektan, dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19.
Di satu sisi, dirinya juga mengakui selama pandemi covid-19, penjualan burung kicau atau hias, turun drastis.
“Sekarang kondisi sedang sulit, banyak yang kena PHK atau dirumahkan, mereka pasti mikir bagaimana mengisi perut dulu, baru yang lainnya. Termasuk memelihara burung, ini kan hanya sekedar untuk pehobi,” lanjutnya.
Namun meski jumlah pembeli turun, pihaknya tetap optimis, penggemar burung kicau tidak berkurang.
“Kalau penggemarnya tetap banyak, bahkan bisa jadi bertambah, namun sekarang sedang mikir yang lain dulu. Tapi nanti pasti kembali lagi ke sini,” tandasnya.