Emas Berada di Bawah Tekanan Indeks Ekuitas Utama

CHICAGO — Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, jatuh 16,3 dolar AS atau 0,93 persen, menjadi ditutup pada 1.734,00 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka melemah tipis 1,4 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.750,3 dolar AS per ounce.

Emas berada di bawah tekanan karena semua indeks ekuitas utama di seluruh dunia naik pada Selasa (2/6/2020), meskipun indeks dolar AS melemah.

Para analis percaya emas berada di bawah tekanan tambahan karena investor mengambil untung dari logam mulia. Namun demikian, mereka percaya ketegangan geopolitik dan wabah COVID-19 tetap menjadi faktor yang mencegah emas jatuh lebih jauh.

“Ada kelanjutan optimisme dalam hal pembukaan kembali ekonomi, yang ditunjukkan dalam reli ekuitas yang sedang berlangsung … Di bawah premis itu, mudah untuk memahami emas bisa sedikit rentan,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Ekuitas AS naik ditopang optimisme seputar pembukaan kembali bisnis membayangi ketakutan atas ketegangan perdagangan AS-China dan protes yang sedang berlangsung di Amerika Serikat.

Namun, lintasan emas secara keseluruhan adalah positif, kata para analis, dengan logam tersebut telah naik lebih dari 18 persen setelah menyentuh level terendah empat bulan mendekati 1.450,98 dolar AS pada Maret, sebagian besar diuntungkan oleh ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh pandemi dan kesibukan stimulus dari bank-bank sentral global. .

Di front AS-China, dua sumber mengatakan kepada Reuters, China mengatakan kepada perusahaan-perusahaan milik negara untuk menghentikan pembelian kedelai dan daging babi AS skala besar, dengan salah satu dari mereka mengatakan pembelian jagung dan kapas AS oleh negara itu juga ditunda.

Lihat juga...