Dispendik Jatim Masih Berlakukan Belajar Daring

Kepala Dispendik Jatim, Wahid Wahyudi (kanan), mendampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, meninjau pelaksanaan ujian satuan pendidikan berbasis komputer dan smartphone di SMAN 6 Surabaya saat sebelum pandemik COVID-19 lalu – foto Dok Ant

SURABAYA – Dinas Pendidikan (Dispendik) Provinsi Jawa Timur (Jatim), tetap memberlakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan metode dalam jaringan (daring). Kebijakan tersebut diambil karena belum ada daerah di wilayah setempat yang berstatus zona hijau atau bebas COVID-19.

Kepala Dispendik Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan, keputusan tetap menjalankan KBM secara daring ditetapkan, setelah mendapatkan masukan dari Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi.

“Namun, jika sudah ada daerah yang berzona hijau, sekolah diperkenankan untuk membuka pembelajaran tatap muka, tentu dengan protokol sangat ketat, yakni pemberlakukan sistem shift. Seperti 50 persen masuk sekolah dengan tatap muka dan 50 persen siswa belajar di rumah,” jelas Wahid, Rabu (17/6/2020).

Kendati demikian, Dispendik Jatim tetap akan menggunakan data milik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, untuk melihat perkembangan sebagai dasar pengambilan kebijakan kegiatan pembelajaran tatap muka. Mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim tersebut menekankan, Dispendik Jatim konsisten mengikuti kalender pendidikan yang menjadwalkan 13 Juli 2020 sebagai awal masuk tahun ajaran baru 2020/2021.

“Tapi, ada pembelajaran tatap muka di Pulau Sakala, Sumenep, karena tidak terjangkau internet dan belum ditemukan kasus. Kami akan lihat kebijakan ke depan yang didasarkan pada laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim,” ucapnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan kebijakan baru terkait skema pembelajaran pada tahun ajaran baru di masa pandemi COVID-19. Dalam kebijakan tersebut, sekitar 94 persen siswa masih harus belajar dari rumah, karena berada di daerah dengan zona merah, oranye, dan kuning. Sedangkan, enam persen siswa bisa belajar tatap muka karena berada di zona hijau.

Lihat juga...