Guru SMK di Malang Ciptakan Alat Cuci Tangan Otomatis

Editor: Koko Triarko

Saat ini, kami sudah memasang di delapan titik wastafel yang ada di Skariga. Kemudian ada juga beberapa teman guru yang sudah memesan. Sedangkan untuk harganya, terserah pihak sekolah untuk menentukan.

Lebih lanjut, guru teknik elektro lainnya, Ahmad Mursid, juga berhasil mengembangkan inovasi Skarigaring yang merupakan alat pengering tangan otomatis.

Dijelaskan Mursid, Skarigaring dibuat dengan tujuan untuk membunuh kuman maupun virus Covid-19, sekaligus mengurangi sampah tisu yang kerap dipakai untuk mengeringkan tangan.

“Dari yang pernah saya baca, virus itu dalam suhu tertentu bisa mati. Jadi, alat pengering tangan Skarigaring suhunya kita buat sepanas mungkin untuk mematikan virus, bakteri maupun kuman,” tuturnya.

Menurutnya, kalau selama ini alat pengering yang banyak digunakan masyarakat waktunya hanya sebentar dan tidak terlalu panas. Jadi, Skarigaring dibuat suhunya lebih panas dengan kisaran suhu 40- 50 derajat celcius.

Sementara itu, Kepala sekolah SMK PGRI 3 Malang, M. Lukman Hakim, ST., menyebutkan bahwa Skarwish dan Skarigaring merupakan produk inovatif kreatif dan produktif dari para guru Skariga.

“Meskipun dalam masa pandemi seperti sekarang ini, tapi guru kami harus tetap selalu melakukan improvisasi apa yang bisa mereka berikan kepada masyarakat. Karena sekolah kami berbasis teknologi, jadi kami berpikir teknologi apa yang bisa kami kembangkan. Kalau pada umumnya banyak sekolah yang memberikan hand sanitizer maupun yang lainnya, kami mencari sesuatu yang lain,” ungkapnya.

Mungkin, katanya, masyarakat sudah ada yang memproduksi alat seperti ini, tapi alat yang dibuat ini harganya lebih terjangkau. “Contohnya alat pengering tangan ini kalau di toko-toko harganya masih di atas Rp1juta. Tapi kalau Skarigaring tidak sampai Rp500ribu. Artinya, sudah ada nilai ekonomis yang bisa kami sampaikan kepada masyarakat sebagai pembelajaran,” katanya.

Lihat juga...