Permintaan Anjlok Pengaruhi Harga Udang Vaname di Lamsel

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

Bagi jasa ojek seperti dirinya, Bekti menyebut berdampak pada omzet. Dalam sekali pengangkutan dari tambak ke lokasi pengepulan ia mendapat hasil Rp150.000 per hari. Namun semenjak berkurangnya hasil panen ia maksimal hanya mendapat Rp70.000 per hari.

Dampak tidak langsung virus Corona menurut Bekti sebagian petambak usai panen sementara mengistirahatkan lahan. Biaya operasional proses budidaya udang vaname yang besar tidak sebanding dengan hasil penjualan menjadi alasan petambak melakukan penundaan budidaya hingga pandemi Covid-19 berakhir.

“Harapannya virus Corona segera berakhir dan permintaan ekspor bisa kembali normal agar petambak kembali bergairah,” cetusnya.

Penutupan atau karantina wilayah yang ikut mempengaruhi budidaya udang diakui Hamdan. Petambak di Desa Berundung, Ketapang menyebut berkurangnya pangsa pasar mengakibatkan harga ikut anjlok. Sebab jika semua petambak tetap berproduksi sementara permintaan (demand) rendah maka akan merugikan petambak udang vaname.

“Biaya operasional satu petak tambak bisa mencapai puluhan juta jika hasilnya tidak maksimal kami bisa bangkrut,” tegas Hamdan.

Lihat juga...