BINTAN – Penundaan kegiatan balap sepeda jarak jauh, Tour de Bintan, menyebabkan Bintan Resort Cakrawala (BRC) selaku pihak penyelenggara, mengalami kerugian sekira Rp7 miliar.
“Kerugian mencakup biaya promosi Tour de Bintan ke sejumlah negara, marketing, tiket transportasi serta hotel yang sudah dipesan selama tiga hari pelaksanaaan,” kata Group General Manager PT BRC, Abdul Wahab di Bintan, Sabtu (14/3/2020).
Kendati demikian, nilai kerugian tersebut jauh lebih kecil jika dibanding penanganan ketika ditemukan adanya virus COVID-19 di wilayah Bintan. “Yang paling penting ialah keselamatan para peserta dan keluarga, suporter, pegawai kami, serta pihak-pihak terkait dari pengaruh COVID-19,” ujarnya.

Apalagi, saat ini COVID-19 sudah masuk ke tahap pandemik (tersebar luas). Sehingga semua pihak disarankan tidak melakukan aktivitas grup yang besar, karena virus tersebut dapat terjadi kapan saja dan tanpa disadari. “Atas dasar itulah, acara Tour de Bintan ini ditunda sampai situasi mulai kondusif. Jadi, bukan sama sekali tidak ada,” tegas Wahab.
Berkaca pada pengalaman lima tahun lalu (2015), BRC juga pernah menunda ajang Tour de Bintan, akibat pengaruh kabut asap dari wilayah Sumatera. “Setelah itu, kami dapatkan hasil yang lebih baik, dan peserta pun sangat mengapresiasi pihak penyelenggara meliputi BRC, Meta Sport, dan Pemkab Bintan karena ambil peduli terhadap keselamatan peserta,” tuturnya.
Meta Sport secara resmi juga telah mengumumkan bahwa ajang Tour de Bintan, yang semula dijadwalkan berlangsung pada 27 hingga 29 Maret 2020, ditunda pelaksanaannya karena berkaitan dengan COVID-19. “Dengan berat hati, saya sampaikan bahwa acara tersebut akan ditunda karena perkembangan terkini terkait Covid-19, dan sesuai saran yang kami terima dari otoritas terkait, pagi ini,” kata CEO Meta Sport, Nathalie Marquet.