Permintaan Bahan Jamu di Lamsel, Meningkat
Editor: Koko Triarko
Peningkatan ini menjadi berkah tersendiri bagi para pengepul. Sebab, saat kondisi normal pembuat jamu tradisional hanya membutuhkan bahan secukupnya. Sejumlah bahan tradisional untuk pembuatan jamu, menurutnya dipesan dalam kondisi sudah dibersihkan. Bahan jamu akan dijual ke pembuat jamu tradisional dengan selisih harga rata-rata Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram.
“Meski keuntungan sedikit, namun saat ini minat masyarakat pada jamu tradisional tinggi, sehingga permintaan bahan baku ikut terpicu,” beber Suminah.
Suminah menyebut, berbagai rempah juga digunakan sebagai bumbu dapur. Jenis bumbu dapur berupa jahe, kunyit, lengkuas, banyak diminta oleh sejumlah rumah makan. Bahan bumbu dapur oleh pedagang dijual dalam kondisi sudah dihaluskan atau dalam bentuk empon-empon. Bumbu dapur yang sudah dihaluskan diminati oleh ibu rumah tangga yang akan memasak.
Suminah yang mengumpulkan tanaman jamu, bumbu mengaku membudidayakan di kebun miliknya. Budi daya tanaman jamu diakuinya cukup mudah, karena tidak membutuhkan perawatan khusus. Menggunakan pupuk kandang, berbagai jenis tanaman jamu bisa dipanen secara bertahap. Sebab, menggunakan rimpang jenis tanaman jamu mudah diperbanyak.
“Berbagai jenis tanaman jamu bisa dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan, karena kebutuhan selalu ada,” paparnya.
Maya, warga Desa Pasuruan, menanam berbagai jenis tanaman bumbu. Permintaan paling dominan menurutnya jenis lengkuas dan kunyit. Meski dibeli dengan harga murah, hasil panen tanaman bumbu tersebut bisa menjadi sumber penghasilan. Permintaan makin meningkat pada tanaman jamu imbas kesadaran warga untuk menjaga daya tahan tubuh.