Perairan Donggala Dilanda Fenomena Sengkayan

Fenomena Sengkayan atau waterspout terjadi di perairan Kabupaten Donggala, sulawesi Tengah, Sabtu (14/3/2020) – Foto Ant

PALU – Fenomena sengkayan atau waterspout, melanda perairan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/3/2020) sore. Namun, kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Nur Alim, membenarkan fenomena yang terjadi di perairan Donggala atau laut Sulawesi.

Menurutnya, fenomena tersebut berlangsung selama 30 menit, pada Sabtu (14/3/2020) pukul 15.30 WITA hingga 16.00 WITA. “Ke depannya tidak dapat dipastikan apakah akan terjadi dan di mana letak lokasinya, sebab ini fenomena alam,” ungkap Alim, Sabtu (14/3/2020) malam.

Fenomena waterspout, biasanya disebabkan oleh adanya awan cumulonimbus di atas perairan. Awan tersebut dapat tumbuh dikarenakan kondisi perairan lebih hangat dari biasanya. Beberapa yang bisa mempengaruhi seperti, kondisi labilitas atmosfer melebihi ambang batas tertentu, yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil, dan kondisi angin di sekitarnya.

Waterspout, kecil kemungkinan masuk ke wilayah daratan, karena fenomena tersebut hanya terjadi di wilayah perairan. Berbeda dengan angin puting beliung, yang pada umumnya bisa merusak bangunan atau rumah penduduk.

Olehnya, masyarakat khususnya nelayan di provinsi itu diimbau, agar tetap waspada untuk tiga hingga tujuh hari ke depan, karena kondisi cuaca tidak menentu. “Tetapi tidak semua awan cumulonimbus dapat menimbulkan fenomena serupa, ada kondisi tertentu lain yang menyebabkan terjadinya fenomena sengkayan,” kata Alim menambahkan.

Awan yang berbetuk corong akibat gerakan angin yang berputar, merupakan sebuah tornado non-supersel, yang terjadi di atas air. Hal itu yang terpantau terjadi di tiga titik perairan Donggala. Fenomena angin puting beliung umumnya terjadi pada periode masa transisi atau peralihan musim.

Lihat juga...