Penggunaan ‘Thermal Scanner’ di Pelabuhan Bakauheni Kurang Efektif

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Panjang, menyebut thermal scanner kurang efektif dipasang pada area pelabuhan Bakauheni.

Marjunet Danoe, Kepala KKP Kelas II Panjang menyebut alat pendeteksi suhu tubuh itu hanya merupakan salah satu alat pendeteksi gejala awal munculnya virus Corona (Covid-19). Saat suhu tubuh dianggap tidak normal maka dibutuhkan metode lain.

Marjunet Danoe, Kepala KKP Kelas II Pelabuhan Panjang, saat ditemui Cendana News di pelabuhan Bakauheni, Rabu (11/3/2020) – Foto: Henk Widi

Pada area pelabuhan Bakauheni yang memiliki tujuh dermaga terdapat sebanyak tiga pintu masuk dan keluar kapal. Pemasangan alat thermal scanner sulit dilakukan karena satu kapal memiliki pintu masuk kendaraan pada side ramp, pintu masuk kendaraan pada ramdoor dan pintu masuk penumpang pada area gangway. Tiga pintu masuk tersebut akan menyulitkan petugas dan peralatan terbatas.

Sempat dipasang pada terminal eksekutif Anjungan Agung Bakauheni, alat thermal scanner juga kurang efektif. Alat tersebut harus dipasang pada ruangan tertutup namun di area pelabuhan dominan masih terpapar sinar matahari.

Alat thermal scanner di terminal eksekutif disebutnya belum bisa digunakan karena dalam perbaikan.

Alat hand sanitizer dipergunakan untuk mencegah terpapar virus dan sumber penyakit di pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Rabu (11/3/2020) – Foto: Henk Widi

“Peralatan thermal scanner yang sensitif pada suhu panas tidak efektif dipasang, bahkan meski di terminal eksekutif dalam kondisi tertutup sinar matahari membuat alat tidak berfungsi dengan maksimal. Harus ada ruangan khusus,” terang Marjunet Danoe saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (11/3/2020).

Lihat juga...