Jasa Ekspedisi Penyeberangan di Lamsel Alami Penurunan Omzet
Editor: Makmun Hidayat
Sugiyono juga menyebut pada kondisi normal komoditas pertanian asal Sumatera yang dikirim ke Jakarta meningkat jelang Ramadan. Namun adanya pembatasan membuat usaha jasa penyeberangan yang dijalankannya mengalami penurunan omzet. Menyeberang melalui Pelabuhan Bakauheni dalam sepekan ia bisa menyeberangkan hingga 100 kendaraan kini kurang dari 70 unit.
Selain bagi penyedia jasa penyeberangan,berkurangnya kendaraan menyeberang dan penumpang berimbas bagi usaha jasa travel. Aldi, pemilik jasa travel trayek pelabuhan Bakauheni ke terminal Rajabasa dan kota di Lampung mengaku alami penurunan penumpang. Pada kondisi normal saat libur akhir pekan dan hari raya Nyepi yang jatuh pada Rabu (25/3) ini banyak penumpang asal Jawa.
“Semenjak imbauan kerja di rumah, larangan bepergian, berkerumun ikut mengakibatkan jumlah penumpang berkurang,” cetusnya.
Aldi menyebut dalam satu rit atau perjalanan ia bisa mengangkut sekitar delapan penumpang. Tarif sebesar Rp50.000 bagi penumpang tujuan Bandar Lampung memberinya hasil Rp400ribu satu rit. Namun kini dalam satu kali perjalanan ia hanya mendapat kurang dari 5 penumpang. Kekuatiran warga untuk bepergian jarak jauh diakuinya menjadi penyebab berkurangnya penumpang.
Faktor berkurangnya penumpang pengguna travel diakui Aldi semenjak beroperasinya bus eksekutif. Bus dari terminal eksekutif Bakauheni tujuan Terminal Rajabasa dengan tarif lebih murah hanya Rp40.000 membuat penumpang beralih. Harapan mendapat penumpang banyak saat mudik Idul Fitri diakuinya masih suram karena munculnya pandemi Covid-19.
