Budi Daya Koi untuk Hasil Maksimal Harus di Kolam Berlumut
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BEKASI – Joko Soesilo mencoba bereksperimen melakukan budidaya jenis ikan Koi setelah sukses pembibitan benih ikan lele. Dia mencoba tantangan baru jenis ikan hias untuk mencari keuntungan setelah seluruh ikan ternaknya disapu banjir beberapa waktu lalu.
“Dua kali saya rugi, kolam ternak ikan lele disapu banjir awal tahun dan akhir bulan lalu. Kerugian mencapai Rp 100 jutaan, karena semua ikan dibawa banjir,” ujar Joko mengaku mencoba mengembangkan ikan Koi di kolam belakang rumahnya.
Pengembangan ikan koi itu pun Joko mengaku meminjam indukan dari temannya, sesama peternak yang kebetulan sukses dengan budidaya ikan Koi di Kota Bekasi Jawa Barat.

Namun menurutnya budidaya ikan hias di lahan sempit memerlukan perhatian ekstra. Apalagi ikan Koi, membutuhkan waktu lama untuk menjadi besar jika pembudidayaan menggunakan bahan terpal.
“Jika ingin cepat besar dan menghasilkan maksimal budidaya ikan koi, ternyata harus dipelihara di tempat berlumut seperti kolam tanah atau bebatuan,” papar Joko menyarankan.
Dia mengaku mencoba hanya fokus ternak Koi, karena untuk memulai ternak lele harus mencari bibit unggulan lagi. Disamping itu ikan koi memiliki pasar cukup menjanjikan.
“Memang lebih lama dari lele, tapi ini lebih menjanjikan karena harganya masih bagus di wilayah Kota Bekasi. Pasarannya pun relatif tergantung klasifikasinya,” ujar dia.
Menurutnya, budidaya koi indukan harus langsung dari Jepang sehingga menghasilkan anakan super atau istilah lainnya KW1. Karena koi memiliki keistimewaan pada warna dan bentuk yang menyerupai torpedo.