Tingkat Konsumsi Ikan di Sikka Melebihi Nasional
Editor: Makmun Hidayat
MAUMERE — Masyarakat Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT, dikenal rajin mengonsumsi ikan sehingga harga jual ikan pun terkadang melambung tinggi, meskipun kebutuhan ikan sering dipasok dari Kabupaten Flores Timur.
Meningkatnya konsumsi ikan di masyarakat tentunya berdampak terhadap pendapatan nelayan dan para penjual ikan yang menjamur hingga ke jalan negara Trans Flores Maumere-Larantuka.
“Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sikka sebesar 59.19 per kapita per tahun, sementara standar nasional 54 per kapita per tahun. Ini melebihi standar nasional,” kata Paulus Bangkur, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka, Kamis (13/2/2020).

Paul sapaannya menyebutkan, meningkatnya konsumsi ikan tentunya berdampak kepada peningkatan pembelian dan korelasinya terhadap pendapatan nelayan itu sendiri juga meningkat.
Dirinya menambahkan, selama 10 tahun terakhir produksi ikan di Kabupaten Sikka memang mengalami peningkatan meskipun ada beberapa kali terjadi penangakapan pengeboman ikan oleh Polairud dan Lanal Maumere.
“Total produksi ikan tahun 2019 sebesar 19.287,3 ton dengan nilai produksi mencapai Rp.351,82 miliar. Paling banyak ditangkap ikan layang, selar, tuna, tembang dan cakalang,” jelasnya.
Terkait pengeboman ikan, Paul katakan, sesuai Undang-Undang Perikanan No.45 tahun 2009, ilegal fishing dan destructive fishing tidak diperbolehkan karena berpengaruh besar terhadap pembangunan perikanan berkelanjutan yang bermuara pada sustainable fishering.