Populasi Harimau di Sumsel 17 Ekor

PALEMBANG – Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Selatan mencatat, jumlah populasi harimau di provinsi itu sebanyak 17 ekor yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota.
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Genman S Hasibuan, di Palembang, Senin, mengatakan jumlah ini ada kemungkinan bertambah karena sempat ditemukan jejak kelahiran di beberapa lokasi.
“Jumlahnya bisa saja bertambah karena ada jejak kelahiran, sementara untuk kasus pembunuhan maupun perburuan selama tiga tahun terakhir ini belum pernah saya temukan,” katanya saat Lokakarya Penanganan Konflik Manusia dan Satwa Liar.
Genman memaparkan harimau sumatra tersebar di Pagaralam, Lahat, Muara Enim, OKU Selatan, OKU, Musi Rawas Utara, Banyuasin dan Musi Banyuasin.
Namun demikian, BKSDA mencatat populasi terbanyak ada di lansekap Rejang Lebong yakni di Pagaralam, Lahat, Muara Enim dan dan OKU Selatan.
Menurutnya, memang untuk saat ini konflik yang terjadi antara manusia dan satwa liar cukup banyak sejak tiga bulan terakhir, terutama di Pagaralam, Lahat dan Muara Enim.
Bahkan pada pertengahan Januari 2020 lalu sudah ditangkap satu ekor harimau sumatra di Muara Enim yang diduga telah melukai dan membunuh beberapa orang di Sumsel.
Saat ini harimau tersebut sudah dievakuasi di Lampung dan sedang dilakukan observasi dan penelitian mengenai perilaku harimau itu.
“Konflik bisa terjadi karena habitat harimau terganggu, juga karena rantai makanannya sudah habis dan terputus. Penanganan untuk kasus ini tidak mudah, melainkan membutuhkan proses, butuh waktu yang lumayan lama,” kata dia.
Genman menjelaskan, selama habitat terganggu maka risiko konflik antara manusia dan harimau tetap tinggi.