Pembangunan Terowongan Kulur Diminta Segera Diselesaikan
KULON PROGO — Komisi III DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendesak pemerintah setempat segera menyelesaikan pembangunan jalan bawah tanah atau Terowongan Kulur di Pedukuhan Pulodadi, Desa Kulur, Kecamatan Temon.
Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Nur Eny Rahayu meminta Pemkab Kulon Progo berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY terkait kejelasan penyelesaian Terowongan Kulur.
Ketidakjelasan penyelesaian terowongan itu telah meminta korban jiwa. Pada Sabtu (22/2) dua pelajar tewas di lokasi itu, yakni Tegar Qurahman (16) warga Pedukuhan Menggungan, Desa Tawangsari, Kecamatan Temon, dan Rian Haryanto (15), warga Pedukuhan Kopoh, Desa Sogan, Kecamatan Wates.
Terowongan Kulur sering dijadikan tempat berenang anak-anak sekitar lokasi proyek. Hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan masyarakat, mengingat kedalaman air di terwongan itu hingga sedalam tiga meter.
Nur Eny Rahayu mengatakan tindakan jangka pendek masalah Terowongan Kulur adalah perlunya tidak lanjut pengamanan supaya tidak memakan korban.
“Kalau Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY tidak ada tindak lanjut, kami menyarankan DPUPKP Kulon Progo bisa menggunakan anggaran biaya tidak terduga (BTT),” kata Nur Eny Rahayu di Kulon Progo, Minggu, (23/2/2020).
Ia juga meminta DPUPESDM DIY mengevaluasi kembali pipa yang ada di penampungan air yang digunakan untuk mengalirkan air terlalu kecil. Seharusnya menggunakan pipa berdiameter 12 inchi.
Selain itu, saluran yang digunakan untuk menampung air setelah disedot dari jalan bawah tanah seharusnya lebih tinggi. Saat ini, saluran lebih rendah di sekitar rumah pompa, sehingga air yang dipompa kembali lagi.