Kelenteng Kong Miao TMII Jaga Nilai Nasionalisme

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sekretaris Kelenteng Kong Miao TMII, Js. Liem Liliany Lontoh, saat ditemui di Kelenteng Kong Miao TMII, Jakarta, Sabtu (15/2/2020). Foto: Sri Sugiarti

Lebih lanjut dia menjelaskan, Kilin adalah makhluk suci bersisik dengan warna hijau menyala, yang muncul berkali-kali dalam peristiwa suci agama Khonghucu. Atau disebut Rujiao ketika menjelang lahir dan wafat Nabi Agung Kongzi, Khongcu, atau Confucious 551-479 Sebelum Masehi (SM). Bentuk tubuh Kilin menyerupai kijang, tapi berkepala naga.

Kelenteng Kong Miao TMII ini terdiri dari empat bangunan inti. Pertama yakni, Tian Tan (Altar Suci) dengan bentuk bundar melambangkan kesempurnaan Tuhan.

Bangunan ini beratap susun tiga dengan atap teratas bernama Tian (Tuhan), atap tengah dinamakan Ren (manusia), dan atap terbawah adalah Di (bumi atau alam semesta).

Sebelum memasuki Tian Tian, ditempatkan hiola atau dupa untuk umat Khonghucu memanjatkan doa kepada pencipta alam semesta, yaitu Tuhan.

Bangunan kedua bernama Dan Cheng Dian atau Kelenteng Nabi Khongcu. Bentuknya empat persegi panjang dengan arsitektur khas Tiongkok, berlantai dua.

Lantai pertama digunakan oleh pengelola Kelenteng sebagai kantor dan perpustakaan. Sedangkan lantai kedua, berisi altar Tuhan, altar Nabi Khungcu, dan ruang kebaktian atau ibadah.

Struktur bangunan Dan Dheng Dian ini sangat unik memiliki makna nasionalisme. Yang disimbolkan dari jumlah anak tangga bangunan ini. Jumlahnya yakni 17 buah anak tangga.

Bangunan Dan Cheng Dian ini juga terhiasi 8 pilar naga besar, serta 45 tiang penyangga motif bunga. Maka ketika digabungkan akan bermakna 17-8-45, ini lambang hari kemerdekaan Indonesia.

Lihat juga...